Mengelola Stres Dalam Pekerjaan

1. Mengelola ekspektasi yang realistis terhadap diri sendiri dan orang lain dapat mengurangi stres karena:

Mencegah kekecewaan yang tidak perlu dan penerimaan terhadap ketidaksempurnaan yang ada. Menjamin bahwa Anda tidak akan pernah menghadapi tantangan atau kesulitan lagi. Membuat Anda tidak perlu berusaha keras untuk mencapai tujuan yang tinggi. Memastikan bahwa orang lain akan selalu memenuhi semua harapan Anda tanpa terkecuali.

2. Ketika Anda merasa tidak dihargai oleh orang lain, langkah pertama yang bijaksana dalam mengelola emosi adalah:

Mengenali dan menerima perasaan Anda, kemudian mempertimbangkan untuk mengkomunikasikannya secara asertif. Langsung mengkonfrontasi orang tersebut dengan marah dan menuntut permintaan maaf segera. Menganggap bahwa Anda memang tidak berharga dan menerima perlakuan tersebut begitu saja. Membalas dengan tidak menghargai orang tersebut agar dia merasakan hal yang sama.

3. Mengenali tanda-tanda awal stres pada diri sendiri (misalnya, sulit tidur, mudah tersinggung) penting karena:

Memberikan kesempatan untuk intervensi dini sebelum dampak negatifnya meluas lebih jauh. Dapat dijadikan alasan untuk menghindari tanggung jawab pekerjaan yang menumpuk saat itu. Menunjukkan bahwa Anda adalah individu yang lemah dan tidak tahan terhadap tekanan. Memberikan kesempatan untuk mengeluh kepada orang lain tentang betapa beratnya hidup Anda.

4. Memiliki hobi atau melakukan aktivitas yang Anda nikmati di luar pekerjaan penting untuk:

Menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang memiliki banyak bakat dan kemampuan terpendam. Membuktikan kepada orang lain bahwa Anda memiliki kehidupan yang seimbang dan menyenangkan. Memberikan ruang untuk relaksasi, pemulihan energi mental, dan perspektif baru terhadap masalah. Menggantikan kebutuhan untuk menjalin hubungan sosial yang mendalam dengan orang lain.

5. Saat Anda merasakan gelombang kemarahan yang kuat, cara mengelolanya yang sehat adalah:

Menekan kemarahan tersebut dalam-dalam agar tidak terlihat oleh orang lain di sekitar. Mengekspresikan kemarahan secara langsung dan agresif kepada sumber penyebabnya saat itu juga. Mengalihkan kemarahan dengan melakukan aktivitas fisik intens atau melampiaskannya pada objek mati. Memberi diri waktu untuk tenang sebelum mengkomunikasikan perasaan secara asertif dan konstruktif.

6. Jika Anda sering merasa sedih tanpa alasan yang jelas, langkah pertama yang bijaksana adalah:

Mencoba merefleksikan kemungkinan penyebabnya dan mempertimbangkan untuk berbicara dengan orang terpercaya. Mengabaikan perasaan tersebut dan berharap akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Meyakinkan diri sendiri bahwa perasaan sedih adalah tanda kelemahan karakter pribadi. Segera mencari pelarian dalam aktivitas yang memberikan kesenangan instan namun sementara.

7. Ketika Anda merasa bersalah atas kesalahan yang telah dilakukan, cara mengelola emosi tersebut secara sehat adalah:

Terus menerus menyalahkan diri sendiri dan merenungi kesalahan tersebut tanpa henti. Mengakui kesalahan, meminta maaf jika perlu, dan mengambil pelajaran untuk masa depan. Berusaha melupakan kesalahan tersebut secepat mungkin tanpa melakukan refleksi diri. Mencari pembenaran atas tindakan Anda agar tidak perlu merasa bersalah lagi.

8. Mengapa penting untuk bisa membedakan antara stres yang sehat (eustress) dan stres yang tidak sehat (distress)?

Agar Anda bisa sepenuhnya menghindari semua jenis stres dalam kehidupan sehari-hari. Karena eustress selalu menyenangkan sedangkan distress selalu menyakitkan tanpa kecuali. Supaya dapat mengoptimalkan eustress untuk performa dan memitigasi dampak negatif distress berkepanjangan. Supaya Anda bisa menyalahkan orang lain ketika mengalami distress yang berlebihan.

9. Mengembangkan pola pikir yang lebih positif terhadap tantangan hidup dapat membantu karena:

Dapat mengubah tantangan menjadi peluang untuk belajar dan bertumbuh lebih kuat. Akan menghilangkan semua kesulitan dan rintangan dari jalan hidup Anda selamanya. Membuat Anda tidak perlu lagi merasakan emosi negatif seperti kekecewaan atau kesedihan. Menjamin bahwa Anda akan selalu mendapatkan hasil yang diinginkan dalam setiap usaha.

10. Ketika menghadapi situasi yang membuat frustrasi, respons emosional yang lebih adaptif adalah:

Melampiaskan frustrasi dengan mengkritik atau menyalahkan orang lain yang terlibat dalam situasi. Menyerah sepenuhnya dan meyakini bahwa situasi tersebut tidak akan pernah bisa diperbaiki. Menginternalisasi frustrasi tersebut dan menyalahkan diri sendiri atas ketidakmampuan mengatasi masalah. Menerima perasaan frustrasi sebagai sinyal dan mencari cara konstruktif untuk mengatasi hambatan.